Senin, 07 November 2022

 

MENGULANG KEGAGALAN, BENARKAH?

:RD YUNIANTA

 

Pada sebuah kesempatan, kamu mencoba untuk ‘menguji’ nasib. Ikut sebuah seleksi. Debar jantung tak dihitung berapa lagi degupnya. Tiba-tiba, waktu yang ditunggu –pengumuman-  telah  tiba. Namamu tak ada dalam daftar calon peserta yang lolos seleksi. Tak apa, coba lagi periode berikutnya. Saat pembukaan lowongan baru di periode selanjutnya, kamu mencoba lagi mengikutinya. Dengan formasi yang sama dan kuota yang serupa. Segala daya dan upaya dilakukan, dan dimaksimalkan. Lalu, hal yang mendebarkan terjadi lagi. Sesaat sebelum pengumuman, jantung serasa berdetak tak karuan, hingga pengumuman hasil muncul. Dan sekali lagi, namamu tak ada dalam daftar peserta yang layak menjadi bagian dari instansi tersebut. 


Marahkah? Kecewakah? Berulangkalikah??

Apa yang ada dibenakmu, yang menggelayuti pikiranmu? Sekilas mereka –pikiran jahat itu- menari dengan anggun di kepalamu. Mencoba mengoyak keyakinan yang selama ini kau bangun. Yang kalau mau mengingat kembali masa lalu, kau adalah juara, bintang kelas dalam beberapa periode. Kau begiut gagah menyebut dirimu sendiri –meski tak kau sampaiakan pada khalayak- kau adalah spesial di muka bumi.

Namun semua itu sirna. Kegagalan demi kegagalan, menghancurkan semua semangatmu. Mengikis rasa percaya diri sedikit demi sedikit. Hingga pada titik tertentu, kau hilang arah, tak tahu tujuanmu, kemana melangkahkan kakimu.


Benarkah itu?? Pada titik itu, kita diuji. Kita sebagai manusia yang hidup di muka bumi, pasti aakan mengalami ujian lagi dan lagi, hingga bagaimana kita menyikapinya. Larut dalam kesedihan, atau bangkit dan melawan penindasan, kekalahan. Kau adalah luar biasa untuk dirimu sendiri. Ingatlah bahwa sebelum dilahirkan, benih –calon dirimu- berjuang mengalahkan para pesaing, hingga berhasil membuahi patnermu, dan jadilah dirimu seutuhnya. Jadi, ujian sudah dimulai ketika kau memutuskan hidup di dunia. Masihkah kau merasa pecundang? Merasa bukan apa-apa?



Bangkitlah, sekali lagi, kau pasti bisa, dan menjadi juara untuk duniamu. Kau tidak sedang mengulang kegagalan. Kau sedang mendapatkan pelajaran kehidupan. Pemahaman, kesabaran, dan rasa syukur. Maka, Keep spirit, keep fighting!!!   

UBAH MINDSET (YOU'RE SO SPECIAL)

:RD YUNIANTA      

        Suatu ketika, atau beberapa kali, dan bahkan berulang kali, engkau gagal. setiap mencoba, selalu saja gagal dengan segala hasil yang diraih. lalu, untuk mencobanya lagi, engkau mulai ragu, benarkah aku harus mencobanya sekali lagi? bagaimana kalau gagal terus menghampiri lagi? rasa takut mulai mendera, rasa cemas mulai menghampiri, dan rasa putus asa bersemi dalam hati....



        Sudahlah. bagaimana kalau kita mulai mencoba mindset baru? tak lagi fokus pada hasil yang diraih, atau tak lagi fokus pada gagalnya pencapaian yang kita inginkan.

        Kita ubah mindset menjadi bentuk kesyukuran. alhamdulillah, aku sudah melalui banyak proses dalam hidup ini. bersyukur bahwa aku masih diijinkan untuk mencoba banyak hal, yang sangat berharga, yang tidak akan kudapatkan ketika otomatis aku langsung berhasil.



       Gagal adalah cara kehidupan menunjukkan pada kita, sisi lain dari sebuah usaha. gagal bukan berarti berakhir segalanya. gagal adalah bukti bahwa kita masih mau mencoba. sehingga kita tahu apa hasil yang kita raih dari apa yang kita upayakan, benarkan ini jalan kita, atau, haruskah kita mencoba jalan lain? 

        Teruslah mencoba, teruslah bersyukur, dan biarkan semesta menunjukkan pada kita panorama keindahan yang tak pernah kita duga.

terima kasih. :)



Sabtu, 05 November 2022

MEMAKNAI ULANG ARTI KEGAGALAN


Hampir saja aku menyerah. Jengah dengan semua keputusan alam ini. Bagaimana tidak, hampir setiap mencoba usaha, atau melamar di beberapa instansi, aku gagal. Ya, gagal adalah teman setia yang menemaniku di sepanjang jalan perjuangan ini. Aku mulai mengangkat bendera putih  – tanda menyerah dalam pertandingan – di sisa hela nafasku. Aku ‘hampir’ putus asa dengan keadaan ini.



Lalu aku teringat dengan sebuah motivasi –meski beberapa orang menyebutnya sebagai pelampiasan – dari motivator. “tak ada kata gagal, yang ada hanyalah jalan menuju kesuksesan”. dan karena itu aku jadikan jalan untuk mengubah perspektifku.



Jadi, dalam satu perspektif, gagal itu tidak ada. Kata “gagal” sebenarnya dalam arti lain adalah proses perjuangan untuk mengetahui, dimana seharusnya kita berada. Dimana seharusnya langkah yang harus kita ambil, dan jalan mana yang harus kita tuju untuk sampai pada titik yang banyak orang menyebutnya sebagai kesuksesan. Sehingga, tak perlulah risau jika kita masih terus meniti langkah menuju tangga kesuksesan kita. Keep spirit, stay strong habieneka!!!




 

ASN DAN HARAPAN SEJUTA UMAT



Beberapa waktu ini, semua tenaga honorer di sekolah negeri –terutama yang mengabdi sudah amat lama- berharap cemas dapat ruang kuota yang akan mengisi kekosongan Asn di lingkungan instansi pemerintahan. Doa dan  tangis terus saja membuncah tatkala mulai bermunculan pengumuman, untuk P1, P2, dan P3 yang ternyata tidak semuanya terakomodasi. Hanya beberapa –sebagian kecil- yang mendapat kesempatan untuk menjadi ASN di tahun 2022 ini. Bahkan, peserta P1 yang notabene sudah lulus passing grade pun dibuat tak berdaya dengan adanya pembatasan kuota penerimaan dengan dalih keterbatasan anggaran.

Lalu, salah siapakah semua ini? Jika kita menyalahkan kepada pemerintah, atau lembaga yang diamanahi untuk mengurusi semua seluk beluk rumitnya dunia pendidikan, maka kesalahan itu seakan tidak ada habisnya. Jika kita salahkan sistem, yang sudah disusun sedemikian rupa hingga akhirnya tetap tidak bisa meloloskan semua, pasti kita juga akan tetap kecewa. Dan sekali lagi, jika kita salahkan para pencari kerja, yang disebut sebagai tenaga honorer itu, yang katanya ikhlas mengabdi sekian lama, untuk diangkat menjadi ASN, rasanya juga tidak pas, kenapa ikhlas lalu menuntut menjadi ASN?? Berarti memang bukan ikhlas secara alami, melainkan ada harapan di kemudian hari yang diusung oleh tenaga honorer untuk perbaikan nasibnya di masa mendatang.



Dari sekian banyaknya persoalan yang cukup pelik itu, tak apalah jika kita tarik pelajaran, bahwa menggantungkan harapan pada seseorang, pada lembaga, dan atau pada siapapun di dunia ini pasti sedikit banyak akan mendatangkan kecewa pada diri sendiri. Kita tak mungkin bisa membuat siapapun mengikuti keinginan dan harapan kita.

Langkah terbaik adalah, dengan tetap berusaha semaksimal mungkin, dengan tambahan doa, dan pasrahkan segala hasilnya pada keputusan alam. Kita sebatas mengikuti arusnya saja. Sekian.