Sabtu, 10 Agustus 2013

BAGI GURU, KREATIVITAS ITU PERLU

            Dalam pembelajaran khususnya di kelas, pembelajaran yang menuntut adanya kreativitas dari pihak guru/pendidik sebenarnya mutlak diperlukan. Guru, meskipun bukan satu-satunya penentu keberhasilan peserta didiknya, punya andil yag besar dalam kesuksesan murid dalam menyerap materi yang diajarkan padanya.
Dalam pepatah jawa mengatakan bahwa guru itu digugu lan ditiru. Maksud dari pepatah tersebut adalah bahwa apapun polah tingkah guru, akan menjadi teladan bagi siswa-khususnya siswa yang sempat diampu mata pelajaran oleh guru yang bersangkutan.
Penyampaian materi dari guru ke murid tidak serta merta mampu diserap dengan begitu mudahnya. Apalagi karakteristik siswa yang beragam, ada yang pintar, ada yang pendiam, ada yang tak bisa tenang duduk di kursinya, dan sebagainya. Untuk itu, sebelum pemberian materi, alangkah lebih baik guru memahami atmosfer kelas yang akan dimasukinya. Setelah mengenali, akan lebih baik jika ada perencanaan pembelajaran yang dibuat guru (hal ini tertuang dalam RPP) dan juga strategi penerapannya bagi murid.
Ternyata, materi saja tidaklah cukup. Ibarat kacang, ada kulitnya, ibarat puisi ada gaya bahasanya. Maksudnya, isi/materi harus dibungkus dengan tampilan yang menarik agar murid tertarik pada pembelajaran dan dapat nyaman mengikutinya. puisi, dibalut dengan gaya bahasa misalnya penggunaan majas tertentu akan menimbulkan kesan berbeda daripada disampaikan secara denotatif. Begitu pula dengan penyampaian materi pembelajaran di kelas. Guru harus kreatif, dengan kata lain, kreatif itu perlu bagi guru.
Setiap individu diciptakan secara unik dan membawa karekternya masing-masing. Begitu pula dengan guru yang tentu saja punya ‘sesuatu’ yang berbeda dengan guru yang lain (factor x). Maka, kreatif ini tidak dapat disamakan antara guru yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh sederhana pola kreatif guru dalam pembelajaran puisi sebagai berikut. Yang pertama, guru menerangkan tentang puisi dan setelah itu siswa diminta menulis puisi berdasarkan pemahaman mereka terhadap penjelasan sebelumnya. Kedua, siswa diberi contoh puisi dari tokoh terkenal, misalnya Chairil Anwar dan siswa diminta menulis puisi berdasarkan pemahamannya tentang contoh puisi yang ada. Ketiga, sebelum siswa menulis puisi, guru meminta siswa mengingat kembali pengalaman mereka tentang liburan dan kemudian diminta menuangkannya ke dalam bait-bait puisi. Dan keempat, siswa diajak guru keluar kelas dan siswa diminta mengamati keadaan lingkungan, mengamati apa yang mampu membuat siswa tertarik pada objek tersebut, dan siswa menuangkannya ke dalam puisi.
Dari keempat strategi tersebut, tidak bisa serta merta kita mengatakan bahwa yang pertama paling teoritis dan tidak kreatif sedangkan yang keempat adalah yang paling baik dan paling kreatif.  Semua punya cara sendiri dalam proses pembelajaran dan punya cara sendiri untuk membuat muridnya menguasai apa yang guru ajarkan. Hanya saja, dengan berfikir dan berperilaku kreatif dari guru, diharapkan siswa mampu menyerap materi yang diajarkan dengan nyaman, tidak cepat bosan dan dapat hasil maksimal dari apa yang baru saja diterimanya dalam proses pembelajaran. Sebagai akhir, dapat dikatakan bahwa kreativitas perlu dikuasai oleh guru dalam pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas agar pembelajaran tidak monoton dan ada warna tersendiri sehingga menimbulkan minat dan motivasi tinggi bagi para penuntut ilmu yang sedang membutuhkan arahan. Bagi guru, kreatif itu perlu. ^^b