Senin, 07 November 2022

 

MENGULANG KEGAGALAN, BENARKAH?

:RD YUNIANTA

 

Pada sebuah kesempatan, kamu mencoba untuk ‘menguji’ nasib. Ikut sebuah seleksi. Debar jantung tak dihitung berapa lagi degupnya. Tiba-tiba, waktu yang ditunggu –pengumuman-  telah  tiba. Namamu tak ada dalam daftar calon peserta yang lolos seleksi. Tak apa, coba lagi periode berikutnya. Saat pembukaan lowongan baru di periode selanjutnya, kamu mencoba lagi mengikutinya. Dengan formasi yang sama dan kuota yang serupa. Segala daya dan upaya dilakukan, dan dimaksimalkan. Lalu, hal yang mendebarkan terjadi lagi. Sesaat sebelum pengumuman, jantung serasa berdetak tak karuan, hingga pengumuman hasil muncul. Dan sekali lagi, namamu tak ada dalam daftar peserta yang layak menjadi bagian dari instansi tersebut. 


Marahkah? Kecewakah? Berulangkalikah??

Apa yang ada dibenakmu, yang menggelayuti pikiranmu? Sekilas mereka –pikiran jahat itu- menari dengan anggun di kepalamu. Mencoba mengoyak keyakinan yang selama ini kau bangun. Yang kalau mau mengingat kembali masa lalu, kau adalah juara, bintang kelas dalam beberapa periode. Kau begiut gagah menyebut dirimu sendiri –meski tak kau sampaiakan pada khalayak- kau adalah spesial di muka bumi.

Namun semua itu sirna. Kegagalan demi kegagalan, menghancurkan semua semangatmu. Mengikis rasa percaya diri sedikit demi sedikit. Hingga pada titik tertentu, kau hilang arah, tak tahu tujuanmu, kemana melangkahkan kakimu.


Benarkah itu?? Pada titik itu, kita diuji. Kita sebagai manusia yang hidup di muka bumi, pasti aakan mengalami ujian lagi dan lagi, hingga bagaimana kita menyikapinya. Larut dalam kesedihan, atau bangkit dan melawan penindasan, kekalahan. Kau adalah luar biasa untuk dirimu sendiri. Ingatlah bahwa sebelum dilahirkan, benih –calon dirimu- berjuang mengalahkan para pesaing, hingga berhasil membuahi patnermu, dan jadilah dirimu seutuhnya. Jadi, ujian sudah dimulai ketika kau memutuskan hidup di dunia. Masihkah kau merasa pecundang? Merasa bukan apa-apa?



Bangkitlah, sekali lagi, kau pasti bisa, dan menjadi juara untuk duniamu. Kau tidak sedang mengulang kegagalan. Kau sedang mendapatkan pelajaran kehidupan. Pemahaman, kesabaran, dan rasa syukur. Maka, Keep spirit, keep fighting!!!   

UBAH MINDSET (YOU'RE SO SPECIAL)

:RD YUNIANTA      

        Suatu ketika, atau beberapa kali, dan bahkan berulang kali, engkau gagal. setiap mencoba, selalu saja gagal dengan segala hasil yang diraih. lalu, untuk mencobanya lagi, engkau mulai ragu, benarkah aku harus mencobanya sekali lagi? bagaimana kalau gagal terus menghampiri lagi? rasa takut mulai mendera, rasa cemas mulai menghampiri, dan rasa putus asa bersemi dalam hati....



        Sudahlah. bagaimana kalau kita mulai mencoba mindset baru? tak lagi fokus pada hasil yang diraih, atau tak lagi fokus pada gagalnya pencapaian yang kita inginkan.

        Kita ubah mindset menjadi bentuk kesyukuran. alhamdulillah, aku sudah melalui banyak proses dalam hidup ini. bersyukur bahwa aku masih diijinkan untuk mencoba banyak hal, yang sangat berharga, yang tidak akan kudapatkan ketika otomatis aku langsung berhasil.



       Gagal adalah cara kehidupan menunjukkan pada kita, sisi lain dari sebuah usaha. gagal bukan berarti berakhir segalanya. gagal adalah bukti bahwa kita masih mau mencoba. sehingga kita tahu apa hasil yang kita raih dari apa yang kita upayakan, benarkan ini jalan kita, atau, haruskah kita mencoba jalan lain? 

        Teruslah mencoba, teruslah bersyukur, dan biarkan semesta menunjukkan pada kita panorama keindahan yang tak pernah kita duga.

terima kasih. :)



Sabtu, 05 November 2022

MEMAKNAI ULANG ARTI KEGAGALAN


Hampir saja aku menyerah. Jengah dengan semua keputusan alam ini. Bagaimana tidak, hampir setiap mencoba usaha, atau melamar di beberapa instansi, aku gagal. Ya, gagal adalah teman setia yang menemaniku di sepanjang jalan perjuangan ini. Aku mulai mengangkat bendera putih  – tanda menyerah dalam pertandingan – di sisa hela nafasku. Aku ‘hampir’ putus asa dengan keadaan ini.



Lalu aku teringat dengan sebuah motivasi –meski beberapa orang menyebutnya sebagai pelampiasan – dari motivator. “tak ada kata gagal, yang ada hanyalah jalan menuju kesuksesan”. dan karena itu aku jadikan jalan untuk mengubah perspektifku.



Jadi, dalam satu perspektif, gagal itu tidak ada. Kata “gagal” sebenarnya dalam arti lain adalah proses perjuangan untuk mengetahui, dimana seharusnya kita berada. Dimana seharusnya langkah yang harus kita ambil, dan jalan mana yang harus kita tuju untuk sampai pada titik yang banyak orang menyebutnya sebagai kesuksesan. Sehingga, tak perlulah risau jika kita masih terus meniti langkah menuju tangga kesuksesan kita. Keep spirit, stay strong habieneka!!!




 

ASN DAN HARAPAN SEJUTA UMAT



Beberapa waktu ini, semua tenaga honorer di sekolah negeri –terutama yang mengabdi sudah amat lama- berharap cemas dapat ruang kuota yang akan mengisi kekosongan Asn di lingkungan instansi pemerintahan. Doa dan  tangis terus saja membuncah tatkala mulai bermunculan pengumuman, untuk P1, P2, dan P3 yang ternyata tidak semuanya terakomodasi. Hanya beberapa –sebagian kecil- yang mendapat kesempatan untuk menjadi ASN di tahun 2022 ini. Bahkan, peserta P1 yang notabene sudah lulus passing grade pun dibuat tak berdaya dengan adanya pembatasan kuota penerimaan dengan dalih keterbatasan anggaran.

Lalu, salah siapakah semua ini? Jika kita menyalahkan kepada pemerintah, atau lembaga yang diamanahi untuk mengurusi semua seluk beluk rumitnya dunia pendidikan, maka kesalahan itu seakan tidak ada habisnya. Jika kita salahkan sistem, yang sudah disusun sedemikian rupa hingga akhirnya tetap tidak bisa meloloskan semua, pasti kita juga akan tetap kecewa. Dan sekali lagi, jika kita salahkan para pencari kerja, yang disebut sebagai tenaga honorer itu, yang katanya ikhlas mengabdi sekian lama, untuk diangkat menjadi ASN, rasanya juga tidak pas, kenapa ikhlas lalu menuntut menjadi ASN?? Berarti memang bukan ikhlas secara alami, melainkan ada harapan di kemudian hari yang diusung oleh tenaga honorer untuk perbaikan nasibnya di masa mendatang.



Dari sekian banyaknya persoalan yang cukup pelik itu, tak apalah jika kita tarik pelajaran, bahwa menggantungkan harapan pada seseorang, pada lembaga, dan atau pada siapapun di dunia ini pasti sedikit banyak akan mendatangkan kecewa pada diri sendiri. Kita tak mungkin bisa membuat siapapun mengikuti keinginan dan harapan kita.

Langkah terbaik adalah, dengan tetap berusaha semaksimal mungkin, dengan tambahan doa, dan pasrahkan segala hasilnya pada keputusan alam. Kita sebatas mengikuti arusnya saja. Sekian.

Minggu, 23 Oktober 2022

Learning Metamorphosis (Mengembangkan Sayap Pembelajaran)

 



 

Rabu, 31 Juli  sebuah peradaban baru dimulai. Tepatnya, sebuah pelatihan yang mau tidak mau harus mengubah mindset pesertanya, termasuk saya sendiri. Sebuah seminar diadakan oleh dinas pendidikan dasar yang kesekian kalinya ketika ramadhan 1434 H. Tajuknya adalah learning metamorphosis, perubahan dalam proses pembelajaran layaknya sebuah ulat yang berproses menjadi kupu-kupu nan cantik. Inspirator metamorphosis pun dihadirkan, HD Irianto. Pemotivasi tingkat nasional yang berdomisili di Yogyakarta telah menarik minat peserta untuk antusias mendengarkan kisah-kisah supernya. Semua tergugah, tergelak ketika bercanda, dan terpesona layaknya anak mendapatkan mainan baru, pengetahuan baru. Selain sebuah sertifikat sebagai tanda keikutsertaan peserta, buku mungil dengan bahasa ringan tetapi pengetahuan yang mendalam adalah kunci kesungguhan metamorphosis ini. Hamper sama seperti tatkala berseminar ria, buku dengan judul “Learning Metamorphosis, Hebat Gurunya Dahsyat Muridnya” ini menggiring kita tentang fase ulat, fase kepompong, dan fase kupu-kupu.

Mari kita mulai… .

Tahap awal, bermula dengan fase ulat: ironi profesi guru. Sebuah ironi, karena sampai saat ini proses pembelajaran masih difokuskan pada ranah kognitif, padahal menurut pakar bernama Benyamin S. Bloom, setiap anak memiliki 3 ranah berbeda, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam sejarah, dua ranah terakhir tersebut justru amat menentukan kesuksesan seseorang. Untuk itu, proses pembelajaran yang hanya menekankan aspek kognitif saja seharusnya mulai diubah. Anak tidak saja harus cerdas dalam intelektual saja, namun aspek emosional dan spiritual juga patut utnuk dikembangkan.

Fase kepompong: nilai akademis bukan segalanya. Dalam fase ini mari melakukan perenungan ulang tentang apa-apa yang kita lakukan sebagai guru. Ternyata kepintaran akademis saja tidaklah cukup. Menjadi sukses, tidak hanya ditentukan oleh ijazah yang dimiliki, melainkan diperlukan juga pengetahuan, keterampilan, dan kematangan. “Nilai ijazah dan transkrip nilai sesungguhnya hanya berguna saat masih sekolah dan saat pertama kali melamar kerja (itupun kalau pegawai, kalau pengusaha, nilai itu tak ada artinya”, kata HD. Sebagai guru, yang digugu dan ditiru seharusnya dapat senantiasa membentuk ABC-nya murid, yakni attitude, belief, dan commitment, melalui pembelajaran yang menjunjung tinggi harkat dan martabat murid yang memiliki keunikannya masing-masing.

Fase terakhir, dase kupu-kupu: menjadi guru yang lebih manusiawi. Seorang guru, harus meraih sepenuhnya hak mengajarnya karena murid telah memberikannya secara sukarela kepadanya. Pertama, bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka, maksudnya kita harus diterima oleh murid sebelum pelajara dimulai agar suasana lebih terasa nyaman dan proses pembelajaran dapat berjalan. Kemudian, saat memulai pembelajaran, kita perlu mengaitkan apa yang akan disampaikan dengan peristiwa atau perasaan yang pernah dialami murid (scene setting).

Begitulah, sepenggal teladan inspiratif dari pak HD Irianto, semoga bermanfaat…. :D

Senin, 05 September 2022

NGOPI DULU

 

NGOPI DULU

Aku tak suka kopi. Itu pointnya. Eh, tunggu dulu, sebenarnya aku suka kopi. Pahit yang nikmat. Tapi, lambungku tak begitu care padaku. Ia tak rela jika sedikit saja kopi tertuang dalam altarnya, ia akan bergejolak, menimbulkan rasa yang tak karuan, melilit tiap ujung rambutku dan aku hampir tak berdaya dibuatnya. Entah kenapa, tapi itulah alasan kenapa aku anti pada kopi.

Tapi, ini bukan tentang aku dan kopi. Ini tentang bagaimana kopi bisa memengaruhi jutaan manusia di setiap penjuru dunia. Kopi, bahkan yang telah mampir di Rahim binatang mungil yang sering disebut luwak, menjadi barang super mewah dan melegenda.

Kopi, dijadikan simbol waktu yang free, dalam setiap moment acara penting semisal seminar atau workshop, hingga kita sering mengenal istilah coffee break, daripada istirahat.

Kopi, juga tumbuh menjadi komoditas yang mampu menghidupi berbagai jutaan petani yang menggantungkan hidup pada kemakmuran dan kesuburan tiap panennya.

Kopi, juga menjadi alasan utama para pegiat bisnis, untuk menyajikan teknik penjualan dalam bentuk berbeda, dengan berbagai citarasa yang mengikat penggemar atau calon penggemarnya.

Kopi, layaknya teh oleh sebagaian masyarakat yang lain, menjadi hidangan utama dalam setiap upacara sakral lek-lekan yang meminta tiap insan terjaga hingga larut malam.



Atau, yang masih hangat di hadapan kita, kopi jualah yang menyebabkan Mirna pergi selamanya dan Jessika didakwa menjadi eksekutor tunggalnya.

Kopi, dengan segala kenikmatan yang ditawarkan, muncul sebagai pangsa pasar utama di setiap obrolan. Dengan segala konsep tentang kewibawaan kopi, Yuk, ngopi dulu…

Senin, 25 Juli 2022

MENGENAL SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA)




 Latar Belakang SRA

Pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, melainkan juga negara. Untuk itu, negara memiliki andil dan tanggung jawab dalam menyuseskan program belajar anak. Sukses tidaknya anak belajar di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah faktor lingkungan sekolah. 

Berdasarkan pantauan di lapangan dan dari berbagai sumber media, terdapat kekerasan yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didiknya. Tidak hanya itu, antarpeserta didik juga berpotensi berbuat kekerasan seperti bullying. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pernah mencatat pada tahun 2014-2015, 10% kekerasan yang dialami anak berasal dari guru. Jika hal itu dibiarkan secara terus menerus, bagaimana nasib pendidikan anak-anak Indonesia?

Dilatarbelakangi oleh hal-hal itulah, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak membentuk Sekolah Ramah Anak, yang dimaksudkan untuk menjamin hak-hak anak selama di sekolah, sehingga keamanan anak bisa selalu terjaga. Keamanan yang dimaksud tidak sebatas keamanan psikis dan fisik, melainkan juga kesehatan.



B.   Prinsip dan Konsep SRA

Prinsip SRA adalah sebagai berikut:

  1. Nondiskriminasi, artinya setiap anak bisa mendapatkan haknya tanpa adanya diskriminasi.
  2. Kepentingan terbaik bagi anak, artinya semua kebijakan atau keputusan yang dibuat nantinya benar-benar terbaik bagi pendidikan anak.
  3. Hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan, artinya lingkungan sekolah memperhatikan martabat anak dan memberikan jaminan akan perkembangan setiap anak.
  4. Penghormatan terhadap pandangan anak, artinya menghormati setiap pandangan anak yang berpengaruh pada perkembangannya.
  5. Pengelolaan yang baik, artinya adanya jaminan akan keterbukaan, akuntabilitas, partisipasi, dan supremasi hukum di sekolah


        Konsep SRA mengacu pada perlindungan dan pemenuhan hak anak selama di sekolah berdasarkan gerakan BARISAN, yaitu sebagai berikut.

  1. B = Bersih
  2. A = Aman
  3. R = Ramah
  4. I = Indah
  5. I = Inklusif
  6. S = Sehat
  7. A = Asri
  8. N = Nyaman

 Implementasi pengembangan Sekolah Ramah Anak

1. Persiapan

Persiapan yang harus dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut.

a.    Menyusun rekomendasi dan memetakan hak-hak anak berdasarkan hasil konsultasi pada pihak anak.

b.    Membentuk kebijakan melalui komitmen kepala sekolah, orang tua/wali, dan peserta didik.

c.    Membentuk tim pengembangan dengan peran sebagai berikut.

1)    Koordinator untuk pengembangan.

2)    Melakukan sosialisasi.

3)    Menyusun serta mengembangkan sekolah ramah anak.

4)    Melakukan evaluasi.

5)    Memetakan potensi, kapasitas, dan kerentanan.

2. Perencanaan

Pada langkah perencanaan, tim pengembangan berperan untuk menyukseskan terwujudnya sekolah ramah anak yang terintegrasi ke dalam kebijakan, program, dan kegiatan yang sudah berlangsung di suatu sekolah.

3. Pelaksanaan

Pada pelaksanaannya, semua sumber daya harus dioptimalkan, baik sumber daya pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

4. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan

Pada langkah ini, tim pengembangan harus melakukan pemantauan setiap bulan dan evaluasi setiap tiga bulan sekali. Hasil yang diperoleh dari evaluasi tersebut diserahkan pada pihak gugus tugas KLA (Kota Layak Anak) untuk dilakukan tindak lanjut. Jika unit satuan pendidikan berhasil menerapkan, pihak gugus tugas akan memberikan penghargaan.

(diolah dari berbagai sumber)

 

SERGEY BRIN, AHLI IT PENEMU GOOGLE

 

Taukah kamu, bahwa mesin pencari yang kita sering pakai saat ini, Google, adalah mesin pencari paling populer di seluruh dunia. Lalu, siapakah orang dibalik melejitnya pamor google itu? Yuk kita simak bersama. Ia adalah Sergey (Brin), orang dibalik suksesnya google menjadi search engine terbesar di dunia.





Sergey Brin, lahir di Rusia pada 21 Agustus 1973. Ia mempelajari ilmu komputer dan matematika sebelum mendirikan Google bersama dengan sahabatnya, Larry Page. Saat ini, Sergey adalah presiden teknologi pada Google dan mempunyai kekayaan bersih dengan perkiraan pada $100 miliar, yang membuatnya masuk dalam 10 daftar orang terkaya di dunia, waww.

Pada tahun 1979, ketika Brin berumur 6 tahun, keluarganya pindah dari Rusia ke Amerika Serikat. Di sana, Brin kecil didaftarkan di sekolah dasar Paint Branch MontossoriAdelphi, Maryland. Untuk jenjang perkuliahan, Sergey diterima di Universitas Maryland, College Park. Di sana, ia mengambil jurusan ilmu komputer dan matematika, dan berhasil mendapatkan gelar Bachelor of Science pada tahun 1993. Brin kemudian melanjutkan pendidikan ilmu komputernya di Stanford University melalui beasiswa dari National Science Foundation. Ia menerima gelar masternya pada bulan Agustus 1995.

Brin menunjukkan ketertarikannya pada Internet dan search engine (mesin pencari) tak lama setelah ia diterima di Stanford. Ia menulis banyak paper yang membahas tentang data-mining dan pattern extraction. Ia juga menulis software yang dapat mengubah TeX menjadi HTML untuk memudahkan tugas-tugasnya.



Momen terpenting Brin di Stanford adalah ketika ia bertemu dengan Larry Page. Menurut rumor di Google, Page dan Brin "tidak saling menyukai ketika mereka pertama kali bertemu di pascasarjana ilmu komputer Stanford University pada 1995. Namun, mereka akhirnya menemukan bahwa mereka memiliki ketertarikan yang sama: mencari dan menemukan informasi yang relevan dari sekumpulan data yang besar. Bersama-sama, pasangan ini kemudian menulis sebuah karya berjudul "The Anatomy of a Large-Scale Hypertextual Web Search Engine" yang dianggap sebagai bibit bagi karier mereka. Itulah cikal bakal google yang akhirnya menjelma menjadi satu-satunya mesin pencari paling populer di seluruh dunia, sepakat? (diolah dari berbagai sumber)

GEMPA BALI

 


Kabar Update. Bali, pulau indah di sebelah timur Banyuwangi, diguncang gempa bumi pada hari Senin, 25 Juli 2022. Gempa tersebut berpusat di Kuta Bali pada pukul 16.09 WIB. Kekuatan gempa (berdasarkan rilis dari BMKG) adalah seberar 3,7 SR, dan terpusat di 7 km sebelah timur laut Kuta pada kedalaman 11 km. BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dikarenakan adanya potensi gempa susulan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Minggu, 24 Juli 2022

ANAK DAN KEUNIKANNYA

 Oleh: Rohmat Dwi Yunianta


         "Tak jarang kita jumpai seorag anak rajin belajar dalam kesendirian. Saat sepi dan tidak ada orang lain yang mengganggu, di saat itulah sang anak dengan tekun belajar apa yang ingin ia pelajari. Misalnya ia menjadi tekun membaca buku pelajaran yang saat suasana gaduh ia tak mampu melakaukannya. Ada yang lain lagi. Seorang anak mempunyai tekad yang kuat untuk belajar malah ketika suasana di sekitarnya cukup ramai. Banyak kebisingan yang terjadi mengelilinginya. Atau kalau tidak, ia buat sendiri keriuhan itu, misalnya belajar sambil mendengarkan lagu."

Berdasarkan hal yang cukup berbeda di atas, bukan berarti bahwa salah satunya lebih unggul daripada yang lain. Bukan berarti bahwa saat siswa belajar dalam keheningan itu jauh lebih baik daripada belajar dengan sedikit suara gaduh di sekitarnya (mis: mendengarkan musik). Anak yang belajar pada saat sepi sering disebut tipe visual, dan anak yang dalam keramaian untuk dapat belajar dengan baik adalah tipe audio. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing yang dapat mengiringi kesuksesan si anak.

Kita sebagai pendidik seharusnya tak usah khawatir dengan karakter anak yang mempunyai tipe-tipe tersebut. Yang perlu kita lakukan bukanlah menyamakan persepsi atau pandangan tentang pola asuh dan teknik belajar, namun cukup memahami pola perilaku anak. Dan mengarahkan yang baik-baik agar dengan pola belajar apapun, anak dapat mencapai hasil maksimal dan sesuai yang diharapkan.



Selain itu, tidak semua anak ahli dalam bidang akademik saja. Tidak semuanya mampu untuk menjadi bintang kelas. Bintang kelas itu sudah cukup baik, namun bintang luar kelas juga tak kalah baiknya. Bintang lapangan dan bintang panggung misalnya. Anak tak boleh dipaksa untuk selalu menjadi juara di kelasnya jika memang bukan itu yang menjadi minat dan bakatnya.

Tujuan kita sebagai pendidik bukanlah memaksa anak menjadi apa yang kita inginkan, namun sebaliknya, menjadikan anak mencaapai puncak tertinggi yang dapat ia raih. Misalnya saja, anak yang terlihat mempunyai bakat tarik suara, kita bawa untuk kursus menyanyi. Dengan bimbingan oleh pakarnya akan mampu mengetahui mana yang baik dan dapat diserap anak sehingga potensi yang selama ini terpendam layaknya harta karun dapat muncul dan dapat bermanfaat untuk kelangsungan hidupnya atau bahkan punya andil kebaikan bagi sekitarnya.

Satu hal yang pasti, bahwa pendidikan itu berlangsung sepanjang hayat. Dari lahir sampai ke liang lahat. Oleh sebab itu, didik anak untuk selalu menyukai ilmu pengetahuan dan tanamkan pola asuh pendidikan dalam kehidupan. Salah satunya, usahakan anak gemar membaca dan mau menyerap informasi apapun dengan tentu saja diarahkan mana yang perlu diterima atau yang difilter.  Dengan rajin membaca, akan mempengaruhi pola pikir kita dan mengubah dari yang terkungkung menjadi terbuka karena semakin banyaknya pengetahuan yang diterima anak.



Anak adalah buah hati bagi orangtuanya dan pendidik. Bekali anak dengan kemampuan yang dapat mengembangkan potensinya jauh lebih baik daripada memaksa anak menjadi juara hanya dalam kelas saja. Anak mempunyai dunianya sendiri, bukan orangtua dalam bentuk mini. Jadi, anak perlu memilih apa yang ingin ia lakukan dan ia pelajari, tanpa ada kekangan yang berlebihan. Tetapi tentu saja, arahan dari orang tua dan pendidik sangat penting untuk kebaikan anak sendiri agar ia tak tersesat dalam pencarian menuju kedewasaannya.

Semoga bermanfaat, Jogja 2022

Kamis, 26 Mei 2022

Memaknai "The Seven Cosmic Laws" untuk Hidup Lebih Bahagia


         

        Pernahkah kamu mengalami kegelisahan, ketidakpastian, galau, atau apa yang kamu citakan dan kamu usahakan tidak sesuai dengan hasil yang kamu dapat? kamu bingung, stress, marah dan kecewa??

        "Bagaimana mungkin, aku yang bekerja lebih keras, lebih cerdas, lebih tuntas malah mendapat hasil yang tidak lebih baik dari mereka yang bekerja lebih di bawah standarku?" ketidakterimaan itu memunculkan kekecewaan yang besar, hingga akhirnya frustasi dan jatuh.

        Dalam kehidupan ini, tidak ada yang pasti dan abadi, yang abadi adalah perubahan dan ketidakpastian itu sendiri. Lalu untuk menyikapinya ketidakpastian ini, Dr. Fahrudin Faiz dalam salah satu kajiannya menyinggung the seven cosmic laws bersumber dari William Walker, apa saja ketujuh hukum alam tersebut? Berikut ulasannya:



1.       The law of vibration

Segala sesuatu bergetar, tidak ada yang diam. Getaran dalam frekuensi yang sama akan saling menarik. Kegembiraan akan menarik kegembiraan yang lainnya. Fokuslah secara konsisten terhadap pikiran gembira tertentu akan menarik getaran yang sama

2.       The law of relativity

Tidak ada sesuatu yang bisa dipahami sampai engkau hubungkan dengan sesuatu yang lain. Sifat, nilai, kualitas dari sesuatu hanya bisa diukur dengan menghubungkannya dengan yang lain. contoh, kita akan mengatakan seseorang cantik, jika kita bisa menghubungkannya dengan yang lebih jelek. cerdas, jika ada yang bodoh, dst. Hubungkan situasimu dengan sesuatu yang lebih buruk dan engkau akan merasa bersyukur atas kondisimu.

3.       The law of cause and effect

Setiap aksi akan memicu reaksi yang setara, sebab akan memicu akibat, tindakan kebaikan akan melahirkan kebaikan, dan tindakan kejahatan/keburukan akan menuai keburukan pula. Wujudkan sebabnya maka kau akan menuai akibatnya.

4.       The law of polarity

Segala sesuatu memiliki pasangannya. Panas-dingin, terang-gelap, atas-bawah, baik-buruk. Pasangan saling mengadakan. Jadi, jangan mengingkati apa yang tidak engkau inginkan/setujui. Kita melihat sesuatu tidak hanya dari satu sisi saja. Pasti ada sisi baik buruk atas sesuatu hal. Kita perlu belajar menerima sesuatu yang kebalikan dari apa yang kita inginkan.



5.       The law of rhythm

Sesuatu memiliki siklus alaminya sendiri. Pasang surut, siang-malam, seperti kita mengalami goodtime and badtime, tidak pernah terus menerus. Perubahan sifatnya kontinue. Mamahami bahwa “ini akan berlalu” adalah kebijakan yang paling baik. “Sedang di bawah jangan putus asa, yang di atas jangan jumawa”

6.       The law of gestation

Segala sesuatu perlu waktu untuk terjadi, perlu upaya, perlu proses, tidak ujug-ujug. Untuk sukses perlu waktu, perlu kesabaran, perlu proses. Nikmati prosesmu sendiri, jangan jadikan keberhasilan pihak lain menjadi standar kesuksesanmu pula.

7.       The law of transmutation

Segala sesuatu berubah seriring dengan energi yang keluar dan masuk. Pikiranmu adalah energi kreatif. Semakin engkau fokus pada yang kau inginkan, semakin kuat kreatifitas dalam pikiranmu akan mengubah energi tesebut pada kehidupan nyata. fokuskan pada apa yang kau inginkan.

        Dari hukum alam tersebut, mana yang relate dengan kehidupanmu? syukuri apa yang kamu miliki sekarang, maka kau akan bahagia. semoga bermanfaat.

RD Yunianta Eduka

Senin, 16 Mei 2022

ANAK DAN KEUNIKANNYA

 : RD Yunianta

         Tak jarang kita jumpai seorag anak rajin belajar dalam kesendirian. Saat sepi dan tidak ada orang lain yang mengganggu, di saat itulah sang anak dengan tekun belajar apa yang ingin ia pelajari. Misalnya ia menjadi tekun membaca buku pelajaran yang saat suasana gaduh ia tak mampu melakaukannya. Ada yang lain lagi. Seorang anak mempunyai tekad yang kuat untuk belajr malah ketika suasana di sekitarnya cukup ramai. Banayk kebisingan yang terjadi mengelilinginya. Atau kalau tidak, ia buat sendiri keriuhan itu, misalnya belajar sambil mendengarkan lagu.



Dua hal yang cukup berbeda di atas, bukan berarti bahwa salah satunya lebih unggul daripada yang lain. Bukan berarti bahwa saat siswa belajar dalam keheningan itu jauh lebih baik daripada belajar dengan sedikit suara gaduh di sekitarnya (mis: mendengarkan music). Anak yang belajar pada saat sepi sering disebut tipe visual, dan anak yang dalam keramaian untuk dapat belajar dengan baik adalah tipe audio. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing yang dapat mengiringi kesuksesan si anak.

Kita sebagai pendidik seharusnya tak usah khawatir dengan karakter anak yang mempunyai tipe-tipe tersebut. Yang perlu kita lakukan bukanlah menyamakan persepsi atau pandangan tentang pola asuh dan teknik belajar, namun cukup memahami pola perilaku anak. Dan mengarahkan yang baik-baik agar dengan pola belajar apapun, anak dapat mencapai hasil maksimal dan sesuai yang diharapkan.



Selain itu, tidak semua anak ahli dalam bidang akademik saja. Tidak semuanya mampu untuk menjadi bintang kelas. Bintang kelas itu sudah cukup baik, namun bintag luar kelas juga tak kalah baikanya. Bintang lapangan dan bintang panggung misalnya. Anak tak boleh dipaksa untuk selalu menjadi juara di kelasnya jika memang bukan itu yang menjadi minat dan bakatnya.

Tujuan kita sebagai pendidik bukanlah memaksa anak menjadi apa yang kita inginkan, namun sebaliknya menjadikan anak mencaapai puncak tertinggi yang dapat ia raih. Misalnya saja, anak yang terlihat mempunyai bakat tarik suara, kita bawa untuk kursus menyanyi. Dengan bimbingan oleh pakarnya akan mampu mengetahui mana yang baik dan dapat diserap anak sehingga potensi yang selama ini terpendam layaknya harta karun dapat muncul dan dapat bermanfaat untuk kelangsungan hidupnya atau bahkan punya andil kebaikan bagi sekitarnya.

Satu hal yang pasti, bahwa pendidikan itu berlangsung sepanjang hayat. Dari lahir sampai ke liang lahat. Oelh sebab itu, didik anak untuk selalu menyukai ilmu pengetahuan dan tanamkan pola asuh pendidikan dalam kehidupan. Salah satunya, usahakan anak gemar membaca dan mau menyerap informasi apapun dengan tentu saja diarahkan mana yang perlu diterima atau yang difilter.  Dengan rajin membaca, akan mempengaruhi pola pikir kita dan mengubah dari yang terkungkung menjadi terbuka karena semakin banyaknya pengetahuan yang diterima anak.

Anak adalah buah hati bagi orangtuanya dan pendidik. Bekali anak dengan kemampuan yang dapat mengembangkan potensinya jauh lebih baik daripada memaksa anak menjadi juara hanya dalam kelas saja. Anak mempunyai dunianya sendiri, bukan orangtua dalam bentk mini. Jadi, anak perlu memilih apa yang ingin ia lakukan dan ia pelajari, tanpa ada kekangan yang berlebihan. Tetapi tentu saja, arahan dari orang tua dan pendidik sangat penting untuk kebaikan anak sendiri agar ia tak tersesat dalam pencarian menuju kedewasaannya.

Semoga bermanfaat!

Minggu, 08 Mei 2022

Intisari Rahasia Belajar

        Dikutip dari buku The Learning Revolution (Gordon Dryden) bahwa belajar akan menumbuhkan sikap percaya diri. selain itu, percaya diri juga diperlukan dalam setiap aktivitas pembelajaran, agar terjalin chemistry yang kuat dengan semua sumber belajar. (Percaya diri: intisari rahasia belajar. 

        Program pembelajaran dirancang untuk menjadikan pribadi sukses, bukan gagal bagi semua orang/ semua pembelajar. untuk menjadi pribadi yang sukses,  Ambillah pelajaran dari orang-orang besar yang berhasil. bagaimana cara orang sukses bersikap, menghadapi kegagalan, berjuang dalam hidupnya, dan bagaimana ia menyikapi kesuksesannya. 

 Konsentrasikan proses pembelajaran pada enam hal yang sangat penting berikut:

a.       Keselamatan fisik: kebebasan dari bahaya fisik

b.      Keamanan emosi: ketiadaan intimidasi dan rasa takut

c.       Identitas: pertanyaan siapa aku?

d.      Afiliasi: rasa memiliki

e.      Kompetensi: yakin mampu melakukan

f.        Misi: perasaan bahwa hidup seseorang punya arti dan arah 

semoga bermanfaat!!!