Sebelumnya, mari kita mulai dari ilustrasi popular yang
sederhana. Suatu ketika, atlet local sebut saja Nrimo, tanpa disangka-sangka terpilih menjadi
satu-satunya atlet kabupatennya yang maju ke tingkat nasional dalam lomba lari.
Dengan persiapan seadanya ia bertanding dengan atlet lain yang tentu saja lebih
berpengalaman. Langsung saja tanpa basa-basi lomba lari dimulai. Ia diantara
puluhan peserta dari kota lain dan saling beradu cepat untuk sampai finish
lebih dahulu. Lintasan yang dilalui adalah lintasan yang dapat dikatakan tidak
lazim. Peserta harus naik bukit terjal, menuruni lembah curam, menyeberang danau
yang katanya ada anak buayanya dan terakhir melewati lorong gelap tanpa
penerangan yang cukup sampai pada akhirnya mengambil bendera yang tergantung
pada garis finis.
Aneh memang lintasan ini. Semua peserta tercengang setelah
mendapat TM dari panitia beberapa menit sebelum dimualai. Apa hendak dikata,
nasi sudah menjadi bubur. Tak ada waktu kembali dan peserta harus melaju. Ujian
pertama, naik bukit terjal. Beberapa sudah berguguran. Ada yang takut
ketinggian, ada yang terpeleset hingga lebam dan ada yang pingsan sebelum
berjalan (aneh memang). Nrimo dengan ikhlasnya melalui rintangan yang pertama
dengan tertatih-tatih. Peluh menetes dan sikut berdarah-darah. Tapi ia tak
gentar. Ia tetap melangkah maju (menaiki bukit-red). Sampai di puncak bukit,
tinggal 2/3 dari kontestan. Beberapa ada yang tergeletak kepayahan dan Nrimo
tetap melanjutkan tujuan dengan semangat. Rintangan yang kedua menuruni lembah.
rintangan ketiga menyeberang dan
seterusny sungai dilalui Nrimo dengan legawa hingga pada akhirnya, dia
satu-satunya peserta yang mencapai finis.
Ilustrasi mungkin agak aneh dan kurang mengena. Tapi disini
yang ditekankan adalah usaha yang tanpa kenal lelah dan tentu saja tekad yang
kuat untuk mencapai cita-cita. Dengan adanya target yang ingin dicapai,
disertai usaha yang sungguh-sungguh dan dibarengi dengan doa, tiada yang tidak
mungkin. So, jangan takut bercita-cita dan tentu saja jangan lupa usaha dan
doanya.
Jika di tengah perjalanan ada perasaan bahwasanya saya tidak
mampu, maka segeralah berfikir bahwa jangan jadikan alas an yang melemahkan itu
sesuatu yang akan menjatuhkan anda. Katakan saja bahwa apapun itu dan sesulit
apapun rintangannya, saya yakin saya bisa. Nah, tekad yang kuat ini akan
membantu memberi energy positif agar kita tak mudah menyerah.
Anda kenal Napoleon Bonaparte?? Menurut informasi dari sebuah
buku, ia hanya punya tinggi lima kaki dua inci. Namun ia tak pernah merasa
kecil dan rendah di hadapan rekan-rekannya. Sebaliknya, ia merasa besar
diantara yang lain. Kepercayaan dirinya itu menjadikannya ia bersikap seperti
layaknya orang besar. Alhasil, jadilah ia orang yang besar meski dengan postur
yang kecil sekalipun.
Nah, sebagai penutup, jangan ragu untuk melangkah dengan
apapun kondisi kita. Yakin akan ada jalan yang selalu terurai untuk kita lalui.
Tak terlalu penting seberapa sulit yang akan kita tempuh. Asalkan ada keyakinan
bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang terus berjuang menapaki bumi-Nya
untuk menjalani peran masing-masing. Tentu dengan semangat dan tekad yang kuat.
Semoga bermanfaat,
dan tetap semangat ^^b
di
bawah langit malam, menunggu esuk pagi….. RDY